Monday, January 13, 2014
Konfigurasi Static dan Default Route pada Router Cisco (bagian 1)
Pada post kali ini saya akan menulis beberapa informasi yang
berhubungan dengan static route dan menggunakan software Cisco Packet Tracer
sebagai simulasi untuk latihan. Artikel
ini membahas beberapa point berikut :
- Konfigurasi static route pada router
- Konfigurasi default route pada router
- Penggunaan perintah permanent dan static route dengan Administrative Distance (optional)
- Konfigurasi Default route
- Verifikasi static route
Saat kita menggunakan perintah ip route, kita bisa menentukan kemana packet diarahkan. Ada dua
cara menentukan dalam dua cara :
1. Next-hop address (alamat pada interface router tetangganya)
Router(config)#ip route 172.16.20.0 255.255.255.0 172.16.10.2
172.16.20.0 = network
tujuan.
255.255.255.0 = subnet
mask tujuan.
172.16.10.2 =
next-hope address / ip address pada interface router yang bersebelahan.
Dengan kata lain :
“untuk mencapai network tujuan 172.16.20.0 dengan subnet mask 255.255.255.0,
kirim semua paket ke 172.16.10.2”
2. Exit interface (interface dimana packet itu
keluar dari router)
Router(config)#ip route 172.16.20.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
172.16.20.0 = network
tujuan.
255.255.255.0 = subnet
mask tujuan.
Serial 0/0/0 = exit
interface / interface dimana paket itu keluar.
Dengan kata lain : “untuk
mencapai network 172.16.20.0 dengan subnet mask 255.255.255.0, kirim semua
paket melewati interface serial 0/0/0.”
PERINTAH “permanent”
(OPTIONAL)
Tanpa perintah permanent
ketika kita mengkonfigurasi static route, maka static route akan terhapus/hilang
apabila interface mati. Peritahnya
sebagai berikut :
Router(config)#ip
route 172.16.20.0 255.255.255.0 172.16.10.2 permanent
STATIC ROUTE DAN
ADMINISTRATIVE DISTANCE (Optional)
Secara default sebuah static route sudah memiliki
administrative distance (AD) tersendiri yaitu 1. Administrative distance
menentukan nilai kelayakan/kepercayaan sebuah routing. AD adalah nomor dari 0
sampai 255, dimana 0 benar-benar terpercaya dan 255 tidak bisa dipercaya sama
sekali. Oleh karena itu AD yg bernilai 1 benar-benar sangat terpercaya terlebih
AD 0, lebih baik lagi. AD 0 adalah directly connected route. Dibawah ini adalah
daftar administrative distance untuk tiap routing.
Tipe Routing
|
Administrative Distance (AD)
|
Connected
|
0
|
Static
|
1
|
Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) summary route
|
5
|
Exterior Border Gateway Protocol (eBGP)
|
20
|
EIGRP (internal)
|
90
|
Open Shortest Path First Protocol (OSPF)
|
110
|
Intermediate System-to-Intermediate System Protocol (IS-IS)
|
115
|
RIP
|
120
|
Exterior Gateway Protocol
|
140
|
On-Demand Routing
|
160
|
EIGRP (external)
|
170
|
Internal Border Gateway Protocol (iBGP) (external)
|
200
|
Unknown
|
255
|
Secara default static route selalu digunakan dari pada
sebuah routing protocol. Dengan menambahkan no AD pada statement ip route brarti kita secara efektif
membuat routing backup ke routing protocol yg telah kita buat. Jika misal kita
menggunakan EIGRP, dan kita membutuhkan rute backup, tambahkan static route
dengan sebuah AD lebih besar dari 90. EIGRP akan digunakan karna AD nya lebih
baik (lebih rendah) daripada static route. Jika EGRP down/mati, maka static
route akan digunakan. Hal ini dikenal juga sebagai floating static route.
Untuk menentukan administrative distance 200 yang akan kita
berikan pada sebuah routing adalah sebagai berikut :
Router(config)#ip
route 172.16.20.0 255.255.255.0 172.16.10.2 200
DEFAULT ROUTE
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.10.2
Berarti : kirim semua
paket untuk network-network yang tidak ada dalam routing table saya ke 172.16.10.2
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 serial 0/0/0
Brarti : kirim semua
paket untuk network-network yang tidak ada dalam routing table saya melalui
interface serial 0/0/0
Verifikasi static route dengan melihat routing table adalah
sebagai berikut :
Router#show ip route
Contoh konfigurasi akan ditulis di episode selanjutnya J
---------------------------
Source : Scott Empson. 2008. CCNA Portable Command Guide, Second Edition. Indiannapolis : Cisco Press
---------------------------
Source : Scott Empson. 2008. CCNA Portable Command Guide, Second Edition. Indiannapolis : Cisco Press
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
siap min
ReplyDeletealat pemisah lcd